HOT...!!!!!!!!!!!!

abg

pintu gerbang kenikmatan yang menanti

Kuperhatikan ia sedang memeriksa beberapa berkas dan sesekali menuliskan
sesuatu. Kutaksir usianya tidak lebih dari 25 tahun, cukup muda untuk seorang
direktris yang membawahi sekian ratus orang di sebuah industri garment. Mungkin
warisan babenya, pikirku.
Mengenakan blouse putih dengan dilapisi blazer berwarna biru cerah membuatnya
tampil matang dan elegant. Rambutnya yang hitam mengkilat dan ikal
bergulung-gulung sampai di punggungnya sangat kontras dengan kulit wajah dan
lehernya yang putih.
Ops! Dia menatapku dari balik kaca mata baca yang bertengger di ujung hidungnya
itu, merasa kepergok sedang memperhatikannya kurasakan warna wajahku pasti sudah
merah merona. Dia tersenyum sekilas kemudian meneruskan pekerjaannya.
"Sorry ya, agak lama menunggunya", katanya membuyarkan lamunanku. Kulihat ia
berdiri sambil merapihkan berkas-berkas yang ada di mejanya. Sesaat kemudian ia
melepas blazernya dan menggantungkannya pada sandaran kursinya, ia kemudian
berjalan menghampiri sofa dimana aku duduk. Hmm, 10 cm di atas lutut, pikirku
memperhatikan rok ketat yang dikenakannya. Dengan santai ia mengambil tempat
duduk di seberang meja di depanku, ia melipat kakinya, rok yang dikenakannya
perlahan namun pasti bergerak naik mengekspos pahanya yang padat dan putih
mulus. Amboy.
"Aduh sampai kelupaan, mau minum apa nih ?", tanyanya sambil tersenyum
meyebutkan beberapa jenis softdrink. Kupilih apple juice. Ia kemudian bangkit
dan berjalan menuju ke salah satu sudut ruangan, ada sebuah kulkas kecil disitu.
Kemudian sambil membungkuk ia memilih-milih dari isi kulkasnya, rok yang
dikenakkannya lagi-lagi naik memamerkan kemulusan bagian belakang pahanya. Dan
di balik rok ketatnya itu membayang bukit pantatnya sangat berisi dan seksi. Aku
menelan ludah sesaat. Ia benar-bernar menampilkan sebuah kecantikan dari seorang
wanita yang nampak matang.
Setelah meletakkan minuman di meja, ia kembali duduk dan mempersilahkan diriku
untuk minum. Sambil mengangkat gelas kuperhatikan kembali ia melipat kedua
kakinya. Oh shit ! C'mon man, it's business, rutukku dalam hati mencoba meredam
pikiran-pikiran nakal yang mulai menggoda diriku. Aku akhirnya berhasil
berkonsentrasi penuh.
Ia kemudian mulai membuka pembicaraan dengan menerangkan maksudnya untuk memakai
jasa perusahaanku untuk menerapkan komputerisasi di perusahaannya. Dengan piawai
ia menerangkan struktur organisasi perusahaannya dan prosedur-prosedur yang ada
pada setiap bagiannya beserta kendala-kendala yang mereka hadapi. Nampaknya ia
betul-betul menguasai seluk beluk perusahaan ini. Dari apa yang diterangkannya
sudah dapat kutengarai bahwa akselerasi perusahaan ini terhambat oleh kurang
cepat dan akuratnya pengambilan-pengambilan keputusan dan itu disebabkan tidak
tersedianya informasi yang akurat yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
dalam waktu yang singkat. Memang sudah waktunya perusahaan ini untuk melakukan
komputerisasi, demikian hemat kami berdua.
Hampir dua jam kami berbincang-bincang. Dari menit ke menit suasana percakapan
kami semakin lancar dan akrab. Ia kemudian memintaku untuk mengajukan proposal.
Kujawab bahwa untuk membuat proposal tersebut aku membutuhkan waktu dan
kesempatan untuk bisa melakukan analisa sistem. "Of course, silahkan, mulai
besok staff Bapak sudah bisa mulai", jawabnya tangkas.
"Waktu ibu mungkin akan tersita sebagian untuk analisa ini, karena kami ingin
hasil analisa kami bisa match dengan pihak manajemen", kataku sambil memasukkan
berkas-berkasku ke dalam tas.
"Okay, no problem, disita seluruhnya juga boleh", balasnya setengah bercanda.
Aku mohon pamit darinya, kuulurkan tanganku dan disambutnya menjabat tanganku,
"Tolong Bapak nanti bikin appointment dengan sekretaris saya untuk besok jam
berapa staff Bapak mau menemui saya, okay ?"
Jabatan tanganku sengaja tak kulepaskan, "Khusus untuk jadwal dengan ibu saya
sendiri yang akan turun tangan", jawabku sambil menatap tajam wajahnya, kuremas
perlahan tangannya. Ia tersenyum tersipu, kulihat ada semburat merah di pipinya.
Keesokan harinya aku bersama beberapa staff mulai melakukan survey untuk analisa
sistem di perusahaan itu.
Maria benar-benar sangat membantu. Ia begitu apresiatif mengimbangi setiap
langkah penganalisaan yang kulakukan. Begitu mengasyikkan bekerja bersamanya.
Selama enam hari kami secara rutin melakukan survey. Terkadang Maria menemaniku
sampai larut malam membahas langkah demi langkah yang akan diambil didalam
melaksanakan proyek komputerasi di perusahaannya. Kami berdua semakin akrab,
sikapnya sudah lebih santai menghadapiku, tak jarang kami bercanda hingga
tertawa terbahak-bahak. Sering dikala menghadapi berkas-berkas tangan kami
saling bersentuhan, terkadang ia mencolek lenganku disaat ada yang ingin ia
tunjukkan dari suatu berkas, namun semua itu masih dalam batas-batas formal.
Pada hari terakhir kami sudah tuntas menyelesaikan seluruh prosedur analisa,
semua data yang diperlukan sudah lengkap terkumpulkan.
"Bu Maria, saya kira sampai hari ini sudah cukup hasil analisa kami", kataku
ketika akan pamit.
"I see, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyusun proposal", tanyanya
dengan nada serius.
"Mungkin seminggu", kujawab enteng, sengaja kubilang seminggu, walaupun
sebutlnya paling lama dua hari untuk menyusun sebuah proposal dengan data
selengkap ini, ingin kulihat reaksinya.
"Harus segitu lamanya ?", tanyanya. Kulihat ada nada harap-harap cemas di
suaranya.
"Nggak kok, paling juga cuman dua hari", jawabku sambil tertawa.
"Nah, gitu dong !", sahutnya dengan nada lega dan ceria
Yes, allright! That's the sign, sorakku dalam hati. Sebuah tanda yang mungkin
biasa untuk orang lain, namun tidak untuk diriku, aku terlalu hapal untuk
hal-hal yang begini. Otakku berputar cepat. Buntu. C'mon ! Pikir, pikir, pikir,
bisikku dalam hati mencari-cari sebuah cara. Aha ! Entertainment ! That's the
right answer. Adalah hal yang wajar di dalam berbisnis menawarkan sesuatu yang
bersifat entertainment untuk lebih memantapkan hubungan. Lunch ! Itu yang paling
cocok, pikirku lagi. "Kalau nggak keberatan saya mau undang Ibu untuk lunch
siang ini, bersama Bapak juga tentunya", kataku "melepas umpan" sambil
menekankan kata "Bapak" dan kutatap wajahnya untuk menyelidiki reaksinya.
"Okay, kebetulan saya sudah lapar juga nih", jawabnya ceria kemudian menelpon
sekretarisnya memberitahu bahwa ia akan keluar untuk makan siang.
"Bapak nggak di-calling sekalian Bu ?", tanyaku.
"Ha..ha..ha.. Bapaknya masih belum terdaftar di Kantor Catatan Sipil", jawabnya
sambil menonjok perlahan lenganku. Kekakuan sikapnya agaknya mulai mecair.
Dengan menumpang kendaraannya kami keluar dari lokasi perusahaannya. "Mau makan
dimana nih ?", tanyanya.
"Terserah Ibu deh, Ibu yang pilih, saya yang bayar".
"Maria".
"Kenapa Bu ?"
"Panggil saya Maria".
"Panggil saya Indra", sahutku pendek membalasnya.
"Saya kan nggak terlalu tua untuk kamu panggil Ibu terus ?", tanyanya dalam nada
canda.
Hari itu ia mengenakan kemeja putih tipis dipadu dengan blazer berwarna ungu dan
rok mini dengan warna yang sama, rambutnya yang panjang bergelombang itu
diikatnya dengan sederhana menggunakan sebuah sapu tangan.
Mataku bergerak turun menatap lehernya, turun lagi ke gundukan bukit dadanya,
padat dan berisi, pikirku, kuperhatikan tangannya yang sedang memegang setir,
ada banyak bulu-bulu halus disana. Padangan mataku turun lebih jauh lagi ke
bawah. Ala mak ! Mataku terpaku pada kedua belah pahanya yang kini terpampang
jelas, rok mini yang dikenakannya hampir tak dapat menutupinya, terangkat tinggi
sekali hampir mencapai pangkal pahanya. Aduh mulusnya, tanganku bergetar. Wait !
Don't screw up nDra ! That's too fast, hatiku bergolak menahan pikiran nakalku.
"Mau makan di mana nih ?", tanyanya membuyarkan lamunanku.
"Hah ... apa ?", aku tergagap.
"Jalannya ada di depan, nDra !", ucapnya dengan menahan tawa sambil tangannya
dengan lembut memalingkan kepalaku yang dari tadi menghadap ke arahnya.
"Di belakang juga ada kok", sahutku menggoda untuk membuyarkan rasa gugupku.
Kulepas dasiku agar lebih santai.
Akhirnya mobil kami berhenti di sebuah rumah makan pilihannya. Ketika hendak
melangkah masuk kuulurkan tanganku ke arahnya, ia pun menyambut mengulurkan
tangannya dan melingkarkannya di lenganku. Kami berjalan beriringan masuk ke
dalam rumah makan itu.
Kupilih meja yang paling menyendiri, kutanyakan jika ia suka.
"No, not there", katanya sambil menggelengkan kepala dan tersenyum. Kemudian ia
berjalan ke arah salah seorang waiter yang sedang berdiri, kulihat ia sepertinya
menanyakan sesuatu kepada si waiter.
Ia kemudian melambaikan tangannya kepadaku, kuhampiri dirinya.
"Gimana ?", tanyaku.
"Sini", jawabnya singkat sambil menarik tanganku. Sambil diikuti sang waiter
kami berjalan ke sebuah pintu, di dalamnya ada sebuah lorong yang pada salah
satu sisinya kulihat ada beberapa pintu yang tertutup.
Si waiter kemudian membuka sebuah pintu sambil mempersilahkan kami untuk masuk.
Rupanya itu adalah ruangan VIP.
Tak ada kursi satupun disana, hanya sebuah permadani berbulu tebal, beberapa
bantal berukuran besar dan sebuah meja pendek terbuat dari kaca tembus pandang.
Kami memesan makanan dan minuman secara komplit, dessert, main lunch dan
appetizer. Setelah si waiter berlalu, Maria melepas blazer dan menggantungkannya
di sebuah hanger yang ada di dinding ruangan VIP itu, saat itulah kutahu ia
ternyata mengenakan bra berwarna hitam yang nampak membayang jelas di balik
kemeja putih tipisnya, membuatku semakin terpesona akan kecantikan dan keseksian
dirinya.
Ia kemudian melepas sepatunya, berjalan ke arah meja pendek itu dan duduk dengan
melipat kedua lututnya, meraih sebuah bantal dan menyisipkan di belakang
punggungnya.
"Gimana, nggak salah kan pilihanku", tanyanya dengan nada riang. "Perfect !",
sahutku sambil mengacungkan jempol, kemudian kubuka juga sepatuku, melangkah
menghampiri dan duduk berseberangan dengan dirinya. Dari balik meja kaca itu
kembali kulihat kedua belah pahanya yang putih mulus terpampang di depan mataku.
"Kok gerah ya ?", tanyanya sambil muatannya mencari-cari letak AC di ruangan
itu.
"Masa sih? Kalau buatku udah lumayan nih dinginnya, cukupan", sahutku heran.
Aku kemudian bangkit berdiri, kuhampiri letak AC di ruangan itu dan kuperiksa
setelan suhunya, ternyata udah mentok, kuberitahu dirinya. Ketika aku duduk
kembali, Maria mengibas-ngibaskan krah kemejanya seolah kegerahan, kemudian
..... melepas satu kancing kemejanya ..... belahan dadanya menyembul ..... hmmm,
putih sekali ..... ia menatapku dan tersenyum. Oh boy! What a fucking teaser
girl, pikirku dengan dada mulai berdebar-debar.
"Hmm, sekarang baru terasa gerahnya", kataku kemudian kutatap dengan tajam
matanya, kugerakkan tanganku ke bagian atas bajuku, dengan teramat perlahan
kubuka satu kancing bajuku .... kulihat matanya menyipit .... kubuka satu lagi
..... dan dengan perlahan kusibakkan hingga dadaku terbuka menampakkan bulu-bulu
yang tumbuh lebat di sana .... kulihat ia mengigit bibir.
Beberapa saat kami terdiam saling menatap, kedua mata kami saling bergantian
menatap .... ke arah wajah .... turun ke dada .... ke arah wajah kembali ....
turun ke dada kembali .... kubiarkan ia mengamati sinar mataku yang memancarkan
gairah .... sinar matanya pun mengalirkan pesona birahi ....
Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di pintu dan beberapa waiter dan
waitress datang menghidangkan pesanan kami, membuyarkan keasyikan kami saling
menatap.
Makan siang itupun tak pelak lagi menjadi ajang pertarungan .... antara
getar-getar birahi diriku dan dirinya..... Saling melepas panah-panah asmara
.... namun kemudian mengelak .... Ahhh, jinak-jinak merpati ! Maria betul-betul
menguasai kematangan seorang wanita. Terkadang disaat menelan hidangannya ia
sedikit menjulurkan lidahnya yang merah menyala itu, menjilat sesaat bagian
bawah sendok makannya, baru kemudian dengan perlahan memasukkan ke dalam
mulutnya. Begitu juga saat menikmati buah penutup hidangan, tak jarang ia
membiarkannya berlama-lama di depan bibirnya, sambil berbicara ia menjilat dan
mengecupnya, baru kemudian memasukkan ke dalam mulutnya dan mengulumnya lebih
dulu sebelum menelannya. Semuanya ia lakukan dengan mempesona, tanpa
menampakkannya sebagai sebuah kesengajaan, begitu halus dan menggoda. Kuhela
napas panjang, dudukku mulai terasa tak nyaman, ada yang memberontak di bagian
bawah pusarku. Kurutuki si pemilik restoran yang menyediakan meja menggunakan
kaca tembus pandang, kurasa Maria dapat melihatnya , tatapan matanya berulang
kali mengarah ke sana.
"Okay ? Cukup ?", tanyaku seolah memberi tanda ajakan untuk pulang.
"Ha ? Eh ... Ya ... Okay ... Nice lunch", jawabnya tergagap.
Aku kemudian bangkit berdiri, tatapan Maria jatuh ke bagian bawah pusarku yang
sudah membengkak dan menonjol tak mampu tertutupi oleh longgarnya kain celanaku.
Sesaat kemudian sambil tersenyum Maria menjulurkan tangannya sebagai tanda
memintaku untuk membantunya berdiri. Dengan sigap kutarik kedua tangannya, ia
bangkit perlahan, dan disaat belum berdiri secara sempurna dengan sengaja
kuperkuat tarikan tanganku, Maria menjerit lirih karena terkejut dan tak pelak
lagi ..... ia terhuyung-huyung dan jatuh ke dalam pelukanku. Wajahnya hanya
sesenti nyaris bersentuhan dengan wajahku.
"Sorry, terlalu keras nariknya", bisikku perlahan sambil tersenyum. "Nakal !",
sahutnya lirih sambil memukul dadaku perlahan.
"Masih ada yang lebih nakal lagi", kataku dengan nada menggoda dan menatap tajam
matanya.
"Ap...", belum selesai ia berbicara kukecup perlahan bibirnya.
"Kamu ... kamu ...", ucapnya terbata-bata, kedua alis matanya berkerut. "Ssstt
...", sahutku perlahan sambil menutup bibirnya dengan jari telunjukku, kutatap
terus wajahnya, ia pun balas menatap, tak lama kemudian kulihat sinar matanya
mulai meredup dan semakin meredup .... kemudian terpejam .... bibirnya merekah
.... kudekatkan bibirku perlahan-lahan ke bibirnya .... kubiarkan hanya nyaris
menyentuh .... hanya beberapa milimeter dari bibirnya .... kunikmati kehangatan
napas harum yang keluar dari mulutnya .... kuhirup perlahan ..... Maria membuka
sesaat kedua matanya ..... kemudian terpejam kembali ... tangannya meraih
leherku dan menariknya .... bibirnya melumat bibirku ....
Cukup lama kami dengan bernafsu saling melumat bibir, hingga nafas kami
terengah-engah. Ciuman kami terlepas, kemudian perlahan kudorong ia hingga
tersandar di dinding, kutatap lagi wajahnya, tak ada tanda-tanda penolakan.
Perlahan tanganku bergerak ke atas, kulepas satu kancing bajunya .... mataku
tetap menatapnya .... masih tak ada tanda-tanda penolakan .... kulepas satu lagi
.... tiga kancing bajunya terlepas sudah .... kedua tangannya bergerak menumpang
pada bahuku dan meremasnya .... kuturunkan sedikit badanku .... bibirku
menyentuh pangkal dadanya .... napasnya semakin memburu .... kuturunkan lagi,
hingga wajahku persis di hadapan dadanya, kulihat ada gesper di bagian depan bra
hitam yang dipakainya. Perfecto ! Kulepas gesper itu .... buah dadanya menyembul
keluar .... kudongakkan wajahku untuk menatapnya .... Maria tampak merundukkan
kepalanya memandangi ulahku .... masih tak ada tanda-tanda penolakan. Tanganku
bergerak turun, meraba kedua pahanya .... sambil menaikkan kembali badanku
kuangkat kedua tanganku bergerak naik menyibakkan rok mini yang dikenakannya
.... dan lebih naik lagi ke atas .... hingga terhenti pada bukit pantatnya ...
Hmm, that's thong, pikirku menebak jenis celana dalam yang dikenakannya karena
kurasakan kedua telapak tanganku terasa hangat menyentuh bongkahan daging padat
nan kenyal pada pantatnya, tak ada yang menghalanginya.
Wajahku kini berhadapan lagi dengan wajahnya, kepalanya tersandar di dinding,
kedua matanya meredup menatapku .... kuremas perlahan bongkahan pantatnya .....
bibirnya merekah .... terdengar rintihan halus dari dalam mulutnya .... kukecup
lehernya .... Maria mendesah .... kecupan bibirku berubah menjadi lumatan dan
bergerak ke bawah dan semakin ke bawah .... menelusuri pangkal dadanya ....
lebih ke bawah lagi .... menuju ke satu arah .... puting susunya yang merah dan
sudah runcing mengeras .... ketika bibirku mencapai puting susunya kembali ia
merintih .... kukulum perlahan-lahan .... dari dalam mulut lidahku bergerak
menyentuh ujung puting susunya .... kemudian menjentik-jentikkannya .... kedua
tangannya bergerak meremas rambutku dan rintihannya berubah menjadi erangan ....
Kulepaskan permainan bibir dan lidahku dari puting susunya ... bergerak kembali
ke atas .... sambil kuangkat salah satu kakinya dan kutumpangkan pada pinggangku
..... wajahku kembali berhadapan dengan wajahnya .... kedua matanya terpejam
.... tanganku yang lain bergerak membuka ikat pinggangku .... kemudian kancing
celanaku ... dan menarik turun resletingnya .... perlahan kukeluarkan dan
kugenggam Hercules kecilku yang sudah berdiri tegap meregang otot-otot yang
memenuhi sekujur tubuhnya ....
Sambil tetap menatap wajahnya kuturunkan sedikit tubuhku .... mengarahkannya ...
dan perlahan bergerak naik ke atas .... mencari jalan ke pintu gerbang
kenikmatan yang menanti
untuk di dobrak .... dengan tangan yang lain kusibakkan
celana dalam yang menutupinya .... hingga akhirnya kepala Hercules kecilku
berhasil menyentuhnya .... kedua mata Maria tiba-tiba terbelalak sesaat dan
kemudian meredup memandang wajahku ..... rasa hangat dari pintu gerbang itu
mulai terasa menjalar .... kugerakkan Hercules kecilku untuk mulai mendobrak
.... ahhh, sulit .... bagaikan ada perlawanan di balik pintu gerbang itu ....
posisi berdiri memang menggairahkan namun juga menyulitkan pikirku .... Maria
menggerakkan kakinya lebih naik lagi pada pinggangku .... hmm, rupanya musuh
mulai mau bekerja sama pikirku .... kudorong kembali Hercules kecilku ....
perlahan namun bertenaga ia mendesakkan kepalanya tepat di belahan pintu gerbang
itu .... kudorong lagi .... belahan pintu gerbang itu mulai terbuka sedikit ....
Maria merintih .... kudorong lagi .... setengah dari kepala Hercules kecilku
mulai menyelip masuk .... Maria kemudian menggelinjangkan pinggulnya dan
kusambut usahanya itu dengan mendorong lebih jauh lagi .... perlahan-lahan
kepala Hercules kecilku melesak masuk .... menerobos di antara celah pintu
gerbang yang sudah mulai terbuka itu dan ... Tok-tok-tok ! Kudengar suara
ketukan di pintu ! Oh shit ! Not now please, please, please, rutukku dalam hati.
Ketukkan di pintu semakin keras kemudian terhenti.
Kedua mata Maria terbelalak, wajahnya memucat, dengan agak kuat ia mendorong
dadaku. Ia memandangi pakaian di tubuhnya yang sudah tak keruan letaknya itu,
kemudian dengan tergopoh-gopoh ia membenahi. Kubenahi juga celanaku. Maria
kemudian membalikkan tubuhnya menghadap tembok sambil menutup wajah dengan kedua
telapak tangannya. Oh shit! Apes bener diriku, sesalku dalam hati. Hatiku gundah
tak keruan melihat Maria bersikap seperti itu.
"Maria ...", panggilku perlahan.
"Don't say anything, please!", ia memotong ucapanku sambil menundukkan kepala
dan mengibaskan tangannya.
"Ayo kita balik ke kantor deh", ajakku.

jempolku ganti masuk liang vaginanya dia masih kelas SMP

Akhirnya Ke-Yintai Juga
Jangan dibuka cuman bikin cape tangan aja kok..... Part ....
Chizuru Ayase - First Impression
valentina....
Dapet Dari HP Adik gue Nich----->>>check it
ce jepang dibalut kimono hitam ML di tahun baru
mupeng bareng LILIAN
Car Prostitute Beach
Tia Tanaka - uncencored
Japanese cute girl fuck
Kok gundul lagi.....
Toge Sex tour vietnam scandal
maaf kalau belum punya
Ini pinkan bukan ?
gambar cewek sesorang disebar..
natural
Di HJ Mahasiswi Eunak Poll
Mbaku ... yang penuh gairah
Sexy bahenol Latin...Asyik banget gaya nungging nya.........
Perayaan kelulusan party
pacar y lagi blajar kok diganggu si korea
Perjalanan seorang jablay tua
MAndi di SPA ########
Klo udah kebelet.. di mobil pun jadi..
cantik???
Anna Sayang sekali
Execution Time...
ce abg jepang yang cantik diajarin ML
SPG Toge yg jelita...
Cakep Kaho Kasumi
::: Kobe Tai - Suze Video Shoot RS :::
Something for everyone
nurse = juru rawat
surga me****
Desi girl Shweta from INDIAN gp
Enaknya ML di Kostan
Psk murah tapi bukan murahan
Kalo gw sih suka.... "> ,
Iranian Girl Public Boob Show ,
<<>> , ,
[db] Kalo Pembantu Seksi Kayak Gini, Gajinya Sebulan Berapa Ya Bro?? ,
chandra big ,
Pelajar ABG mencari kepuasan ,
,
--------------------------------------------------------------------------------
,
Bupati_kita_pant ,
winni habis ntot mau mandi ,
silahkan di pilih ,
[Video Collection] Cewek Singapore lagi pada genit nih -- SEXY daaahhh[Goyang-an] ,
Abg toge ,
Asia.,mantabss.,,.., ,
hunting di "BURESKOR" ,
daftar psk, ,
meki meler ,
Intip ABG mandi ,
Nyoblos Kumisx... ,
PuTingNya KeNaPa MbAk PaRt ,
Ayo Dong Mas, Sudah Basah Neh.... ,
cream pie cute ,
**Ngobrol Dicybercafe** ,
diparkiran bugil ,
tipis ,
[Video] Extreme Japanese Bukkake - Nanami Nanase RS ::: , ,
Chinese Girl - HOT , ,
MQ Terindah yg pernah gw liat... ; ,
,
,
[LW] Hmmm, waktu di puncak, menikmati bukit indah ! ,
Ini ce baru benar-benar Sampoerna ! ,
Chinese on webcam sori kalo yang sebelumnya gak ada gambar , ,
Namanya Lisa dari Indonesia Vs Bule ,
Panlok lagi nih...msh peret loh , ,
Edison Chen + Gillian Chung + Cecilia Cheung + Beberapa artis yg terlibat Sex Scandal ,
Namanya Diah, sorry kl repost!!! , ,
adakah yang kenal daku ,
TANTE Lia nih.... ,
[Tokyo Hot] Risako Mamiya Of Tokyo Hot Race Queen ,
Pinoy... Hardcore Filipina Teen Action , ">
Geliat kehidupan WP_sanur bali
Rok mini
Ngeseks Rame di Sekolah Jap - Uncensored
Crazy with Della
Aksi HOT aktris DIANA ZUBIRI
Sapa Sangka Ada mahasiswi di Depan Mata... “Aughh, John sakit.. Kontolmu gede banget” teriak tanteku.. Maka kucabut penisku dari genggaman tangan serta hisapan dan jilatan mulutnya. Tapi ah.., dua atau tiga tetes maniku telanjur keluar, langsung menetes di lidahnya. Dengan sigap dia tarik lidah itu, dan tampaknya dia mencicipi rasa benda yang baru dikenal dalam hidupnya, cairan sperma. Untunglah aku bisa menahan diri. Kucekik penisku dengan jempol dan telunjukku, agar mani tak membanjir, sekaligus agar batangku tetap ereksi. Tak berapa lama, Aku hanya tersenyum kecut, lalu tanteku melepaskan handukku sambil berkata “Tante boleh lihat punyamu. Ciuman bibir mulai kuintensifkan dengan memasukan lidahku ke mulutnya. Ia gelagapan namun tangan kananku memegang tengkuknya untuk meredam gerakan kepalanya. Ternyata ia tidak biasa dicium dgn memasukan lidah ke mulut yg kelak baru saya ketahui belakangan.. Tangan kiriku terus bergerilya, aku menarik bagian bawah dasternya yg ia duduki agar tangan kiriku bisa masuk ke sela antara daster dan punggungnya. Berhasil, tanganku mengusap punggungnya yg halus namun masih kurasakan tali BH nya di situ. Dengan pelan kubuka tali BH nya. Terasa ada sedikit perlawanan dari dia dengan menggerakan punggungnya sedikit. Iapun hampir melepaskan mulutnya dari mulutku. Namun bibirku terus mengunci bibirnnya dan tugas tangan kiriku membuka pengait BH nya dibelakan sudah terlaksana. Tangan kananku langsung berpindah dengan menyelinap di balik daster bagian depan dan menuju BH nya yg sudah terbuka. Aku biarkan BH tsb dan tangan kananku menyelinap di antara BH dan payudaranya. Aku elus dan cubit pelan payudara di sekitar putingnya beberapa saat sebelum akhirnya menuju puting sampai akhirnya payudara yang memang sudah tidak terlalu kencang tapi cukup besar itu kuremas bergantian kiri dan kanan. Saat itu mulutnya menggigit bibirku, aku terkaget, dan dengan cepat kutanggalkan daster dan BHnya dan ia kutelentangkan dikasurku. Ia rebah di kasurku dengan hanya mengenakan celana dalam yg sudah tua dan sedikit lubangnya di bagian selangkangannya. Aku langsung menggumulinya dengan mulutku langsung menuju mulutnya. Ia sempat melenguhkan suara yg sepertinya menyebut namaku. Aku tidak peduli. Mulutku bergeser ke lehernya dan kudengar ia berkata dgn tidak jelas …. ”aduh kenapa kita jadi begini?”. Aku tdk peduli dan mulutkupun bergeser ke payudaranya secara bergantion. Akhirnya suaranya yg awalnya seperti keberatan menjadi berganti dengan lenguhan dan desahan yg lirih. Terus, Anita berkata dengan lugu, “Emm.. ee.. De.. kalo ‘itu’ gimana sih rasanya?” sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. “Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri..” sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung. Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap. Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Anita, sementara Anita juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu. Dari situ, lidahku mulai menari-nari dengan turus turun menyusuri punggungnya yang mengkilap hingga ke atas rok mininya yang masih menempel kencang. Wajahku lalu kugerakkan ke arah pinggangnya yang ramping, dan waktu Sylvi menggeliat dengan kedua tangan ke atas, wajahku kugeserkan ke atas menuju ketiaknya yang terbuka lebar. Sylvi makin menggelinjang waktu bibir dan hidungku berputar-putar di ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu itu, sampai-sampai lengannya dirapatkan kembali hingga kepalaku terhimpit di situ. “Mulai nakal ya kamu,” desah Sylvi sambil menahan geli. Tak banyak yang bisa kulakukan kecuali menghirup aromanya yang penuh sensualitas itu.

Oktober , Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama. Anjir….kesampean juga gue jilatin dan rasain nonoknya Candra yang jembutnya gilaaaaaa !!!!! “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lina. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lina dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Kenapa.. suka ya permainan tadi? kalo gitu ciumin lagi tubuhku sebelum masa jabatanku berakhir,” katanya lagi yang kali ini agak manja. Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku. Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk berontak. “Aaaugghh enak John, ayo lakukan lagi.. Aku suka kontol kamu Johnsshshh” “Dit Tante puas sekali hari ini” aku tersenyum dan berbisik ditelinganya sambil tetap memeluk tubuhnya kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan. “Ayo, masuk aja Jack. Silakan duduk. Sorry Tante masih keringatan. Jangan malu-malu. Anggap aja rumah sendiri. Ternyata kamu tepat waktu. Tante suka orang yang selalu tepat waktu”. “Kamu, tuh, Ton, kalau mau main jangan maksa dong. Masak Mamamu sendiri kamu perkosa.”

Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lina yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari cerita tante Lina bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. “Memek yang enakk Tantee memek chiness Tantee achh” Sejenak ruang ganti sunyi, sambil ngejokil abis liang kenikmatannya Candra gue solider untuk pelorotin CD nya Rina dan Ita barengan, dan inilah pemandangan matanya pemirsa sekalian : Kontolku seperti dimakan oleh memeknya tante, amblas.. Kutarik pelan-pelan kontolku.. “Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.” Saat bertemu teman lamaku aku agak banyak minum bir dan waktu tidurku agak kurang. Sore menjelang Maghirib akupun pulang ke kota di mana aku tinggal, terlintas sebuah rencana utk menggauli nenek mudaku yg saya perkirakan akan lebih duluan sampai di rumahku ia kukasihkan kunci duplikat rumah utk antisipasi seandainya aku tdk ada dirumah bila ia datang. “Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante”.

“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Roy kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki. Terus nyokap mulai buka-bukain baju dan BH-nya. Kelihatan toketnya yang bulet cukup gede tapi udah mulai turun. Asik juga, sih, sempet gue elus-elus dan remes-remes. Udah gitu nyokap nyuruh gue duduk di kloset kayak dia tadi. Langsung aje gue kangkangin kaki gue lebar- lebar karena gue udah kepengen banget. Nyokap ngeliat sebentar ke memek gue sembari ngomong, “Punya kamu masih rapet. Perawan, sih.” Abis itu, gila, nyokap tanpa ngomong lagi langsungjilatin memek gue. Wuah ! Rasanya darah gue jadi panas, rasa geli dan enak di memek terasa hebat banget. Mata gue arahin ke bawah, wah !! gila, lidah nyokap gue lincah banget gerakannye ngeji- latin memek gue. Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat. Sabtu pukul pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Mira. “Ndra.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante Wike. Aku tinggal disuatu kompleks perumahan kelas menengah di Jakarta Timur, tidak terlampau besar, kurang lebih dihuni oleh keluarga kelas menengah keatas. Hanya beda jalan dari rumah, dipojokan terdapat rumah yang sangat asri yang ditempati oleh keluarga pak Juli seorang pengusaha tanggung yang kegedean lagunya. Biarin deh dia belagu terus yang penting bokinnya cing…kutilang kurus tinggi langsing , kulitnya kuning, rambutnya hitam abis dan matanya tuh…geunit pisan.Dikompleks diantara Bapak - bapak muda pembicaraan mengenai bokinnya Pak Juli enggak pernah kering, giliran yang rumahnya ketiban arisan Ibu-ibu kompleks pastilah sang Bapak selalu stand by dirumah.

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan. “Aagh.. uugghh.. saya mau.. keluar Tuu.. ann..!” jerit Mirna, dan Bonsa masih terus menjilati dengan cepat dan terus bertambah cepat. Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan tante Wike tahu. ia lalu mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya. Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya. Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam. Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku. Sungguh aku sangat menikmatinya, dia terus memainkan lidahnya di tubuhku sehingga tubuhku basah oleh air liurnya dia terus menjelajahi tubuhku sampai ke penisku. Dan dia pun langsung memasukkan penisku ke dalam mulut mungilnya, dibalik indah bibirnya dapat kulihat penisku sepertinya terlihat besar berada dimulutnya, tapi ini sungguh nikmat. Aku melangkah ke meja komputer di kamarku, mencoba melupakannya. Beberapa saat aku sudah tampak mulai tenang, perhatianku kini pada e-mail yang akan kukirim pada teman-teman netter. Aku memang hobi korespondensi via internet. Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.

“Huuhh.., oohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal. Sore.., sehabis kubersihkan Tiger -ku, terlihat Tante Amy keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku tidak urung kelaki-lakianku berdenyut juga. Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari Kalimantan Selatan. Tibalah kami di apartemen, setelah memarkir mobil tarunanya, kami langsung menuju lift ke lt. , kebetulan didalam lift itu cuma ada kami berdua. Aku berdiri di belakang Cindy, dan bisa kulihat betapa indahnya pantat itu. Oh.. Andai saja aku bisa memiliki dirimu Cindy.., ditengah lamunanku Cindy nyeletuk, Dan entah kenapa dia langsung mengajukku ke kamar, terus Angel bilang Aku terdiam sesaat lalu kujawab, “Selain Vivi dan Ci Diana mungkin kamu yang ketiga dan terakhir bagiku Sin.” “Siapa, yaa?”. “Habis tante cantik banget, terus sexy lagi, hehe”

“Ada apaan sih!” katanya padaku. Karena aku sudah tidak bernafsu lagi, kujilati kemaluannya sambil berhitung untuk supaya aku terus mampu menjilati dalam keadaan tidak bernafsu sama sekali. Pada hitungan ke lidahku menjilati kemaluannya terakhir clitorisnya, dia mengerang dan menekan kepalaku dengan keras dan menjerit. Dia langsung tertidur sampai aku merasa ketakutan kalau-kalau ada orang datang. Kugendong Nuke ke tempat adikku dalam keadaan tertidur dan kupakaikan baju, lalu kututup selimut, lantas aku pergi ke rumah temanku untuk menghindari kecurigaan keluargaku. Inilah pengalaman pertamaku yang tak akan pernah aku lupakan. Aku tidak yakin apakah akan kualami kenikmatan ini lagi dalam hidupku. “Udah stopp!!” Sejak itu keakraban aku dengan Jenny semakin tak terpisahkan, Di sekolah sudah tertanam image bahwa dimana ada Jenny pasti ada yudas! Aku bangga bisa memiliki Jenny meskipun aku tahu tidak mungkin %, Hari-hari yang aku lewati dengan Jenny semakin seru, tiada hari tanpa seks, bahkan pernah Jenny bicara dengan mamanya hanya dengan mengeluarkan kepalanya dari hordeng kamar, sementara aku dibelakangnya sedang asyik menusuk memeknya dengan gaya doggy. “Wow.. Lumayan juga kontol kamu Jack”, ujarnya sambil memegang kontolku. Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan. “Kamu benar-benar mau sayang?” tanya mama.

“Hei.. hei.. liat nih aku bawa apa..”, seru Tante Irene. Yes, i’ve lost my mind “Ayo John lakukan sesukamu dengan dadaku.. Hisap John. Hisap susu tante..” Tetangga Baruku “Crot.. croott.. crott!” “Cephheett Ditthh kita keluar barengghshshh” “Iyah.. Iyah.. Deh.. Kalau itu mau mu dan buat kamu senang dan puas, kaka juga akan ikut gembira,” jawab Mbak Wina.

Home Sweet Home Sayapun sampai di rumah dan memang benar ia sudah ada di rumah. Ia bertanya kepadaku kenapa aku pucat dan keringatan dan saat ia pegang dahi dan tanganku ia bilang agak hangat mugkin krn pengaruh begadang. Aku hanya berkomentar bhw aku mau cerita tapi tdk enak dan minta agar malam ini makan malam di rumah saja krn aku tdk enak badan. Ia tdk keberatan dan tanya aku mau makan apa, aku bilang aku cuma mau makan indomie telur dan iapun setuju. Seperti kebiasaannya ia selalu buatkan aku kopi dan teh utk dirinya, tak terkecuali malam itu. “Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.” Itu tak cukup. Kini jempolku ganti masuk liang vaginanya, sementara ujung jempolku melesak ke lubang duburnya, yang sebelumnya sudah aku olesi dengan cairan vagina agar sedikit licin. “Gilaa!” teriaknya. Semoga satpam tak mendengar. Liza segera meraih kepalaku, untuk dia benamkan ke pusat kewanitaannya. Aku gelagapan, susah bernafas. Tapi dia tak peduli. Pinggulnya bergerak liar, agar vulva lajangnya bisa mengerjai seluruh mukaku. Akhirnya aku kehabisan nafas. “Lizaa aahh..”, desahku, sambil mundur menjauhkan kepala dan mukaku yang basah oleh hajaran vaginanya. ‘gpp, justru yg muda lebih asik:’ aku tertawa dalam hati. Di sebuah rumah di kota P, terdapat laki-laki muda yang masih single. Pria tersebut bernama Bonsa samaran. Perawakannya ganteng dan berbody atletis, berkulit putih dan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang, dengan panjang cm dan diameter cm. Dia mempunyai libido sex yang tinggi, tidak jarang melakukan onani sampai setiap hari jika sedang bernafsu. Di rumahnya dia ditemani orang pembatu yang masih muda dan seksi.

Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku

Boleh Ikut Berpose kan?
[file kecil]Guru in Jepang
Tora tora gold - unsensor
[Video] Virtual Sex With Katsumi :::
Tante cantik montok dari KaliSari
Disepong sekretaris di kantor
SiNtA In AcTiOn
****Perawan Pilipina Tokek Gede****
Ada break ada Music
Maaf ya say jadi basah deh meki kamu..
Mix Body Jahat
cam show.......
Mandi sama aku yuuk
[Unc]toragoldgilaupload w/preview
Anak Sekolahan Jepang Lagi... Uncencored Lagi....
"Berpose Didepan Pintu"
MQ yang pasrah....
Sesi Pemotretan KIKI FAREL
--- Korean ---
Hole +
cheers... reunian...
awek msia mmg kepala giler
Weni oh Weni
ABG Cantik Or Ga Yang Penting Berani Tapi Masih SEger ...
Senyum buat pacar aaahhhhhh....
nikmatnya jus sperma
jepang uncensored!
otong pekhiko gesek clitoris istri
Senyuman Nakal....
Masih Ranum
Keliatan
Sensasi ML sama Binor [Deg-degan Tapi Nikmat Bro..]
Two younger girls...lesbi
Edisi Gadis Bali Komplit
Tante berumur -an
zoom intercourse
Pages :
MARIA OZAWA Bath Bond!!!
wuizzz...
goyangan sang istrimantaaffff! "> ,
Kumpulan Private Gold , ,
japan bukkake rapid ,
Agak Gelap, Maklum Lighting Tidak Mendukung... ,
Masih serba kenceng boss ! Liat aja ndiri.. ,
PR sebuah hotel... ,
Coba tebak, lokasinya kamarnya dimana? ,
tebak-tebakkan ,
PrettyGirl Motoshow JP ,
elo sih..... , ,
[LW] ABG Bening, bukan Panlok, Yang gak siap ngaceng jangan buka ! ,
Wow... Ngesex Bareng di ruang kelas ,
mandi lagi ,
Log in
,
Cewe BiNal ,
G - STRING Man .... ,
Kamasutra gp , ,
^^ Si Cantik - Bodi OK, Toket Asik ^^ , ,
Maria ozawa American School Girl ,
cewek anti rokok... ,
T I A ,
... waktu gw tugas di balikpapan ... ,
lg pengen posting cewek yg imut...tp toket gede ,
Palembang punya cerita ,
menurut gua seh cakeeppp !!! ,
Honoka - Sadistic Humiliated Nurse ,
Kanulau H-Suzuka Yaguchi-Uncensored ,
orangnya kecil servis mengecewakan ,
Koleksi WOKE part. nih...!!!!! , ,
, ,
JAV Magic Banana - Pilem ,
Hoam....enak nya dapet WP yg luss...muluss!! , , , ,
STW menggoda ,
Cewek dikasih "Pedang" Panjang , ,
Natural Teen - Maho Aizawa ~ rapidshare ~ , ">
Kaede Matsushima - Virgin Love - Debut
boleh ngintip...tapi dikit aja ya :p
Cewe cakep sihtp kyk artis dagdut wakakak..
gaimana.. kayak yg gini
Buru-buru pengin gituan di kost lho..
Takako Kitahara “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”. Kulumanku mendarat di bibir vagina sambil sesekali menarik lembut, membuat Citra menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitoris merah delima. Tanpa kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagina Citra dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya. “Belum, tante”. Tak lama berselang setelah membaca e-mail tersebut aku telpon Cindy, Daddy looking at me Pada suatu hari, saya mendapat jadwal tugas jaga bersama Ibu Winantu. Sebenarnya saya sangat takut, karena selain saya masih baru, saya juga “ngeri” padanya. Ada yang membuat saya terkejut, ketika semua perawat teman-teman saya selesai bertugas jam ., tinggal kami berdua sebagai perawat jaga hari itu.

Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan. “Taanntee.. Saayyaa.. Mauu.. Keelluuaarr.. Ahh..” “Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian”, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu. “Setuju,” sahut isteri saya. “Dulu waktu sekolah di Akper juga tinggal di asrama Akper?”.

“Baik, tante”. “Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya. permukaan memeknya. Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap “lollypop”. Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku. “Ton.. Ani.. Mama mau sampai nih.. ahh..”

Blarr.., mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, “Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”. Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya. “Aku cinta tante” “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Sofi sudah bisa menikmatinya, matanya memejam. “Mmh.., iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om.., Revi mau lihat,” jawab Revi.

Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab. Bulan itu adalah bulan Januari , usiaku pada saat itu baru tahun dan tepat pada bulan Januari tanggal aku genap tahun. Di sini aku mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti angin kencang. “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku. “Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm..” Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Sofi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian keluarga Om Toto itu surga dunia bagiku dan Tante Sofi. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari! “Kalau gitu boleh dong Andre?”

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm..” “Eh, iya..”, jawab saya. “Kerja dimana Mas?” “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri. “Boleh, boleh Bu. Sekarang kalau ibu mau, kebetulan saya memang harus ke Kelapa Gading untuk ngeliat omzetnya. Mau?”, dia begitu serius menanggapi omonganku. “Makanya dicoba.”, kataku sambil kuelus salah satu pahanya. Pembantu-pembantu yang Seksi “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.

Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali? Barangkali ada pembaca yang mau membuat lanjutannya. Silahkan berkorepondensi melalui e-mail. Aku berharap ada kaum lesbi yang berminat untuk kulihat aksinya dalam bercumbu secara langsung untuk kutuangkan ke dalam bentuk cerita. “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”. “Ton, kontol kamu gede bauanget,” kata Mama takjub melihat batang penisku yang sudah menegang. “Tante juga” Masih ingat sama saya? Nama saya Vito, tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan. “Hayo, dulu waktu di asrama sering nonton BF bersama-sama, tho?”.

Sambil menunjuk ke arah vCD bokep yang sedang beradegan anal, Jeany berkata kepada Dini, “Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan. “Aaahh.. Shintaa.. sshh..”, tiba-tiba Tante Yola menggelinjang cukup hebat.

“Kamu hebat sekali sayang”, jawabku. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos. “Perkawinanku diambang kehancuran karena kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucu-cucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi. Malah pernah diluar kewajarannya sebagai seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi tabung.” cerita Tante Amy tidak seratus persen kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat betis biji timun Tante Ami dan pahanya tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa. Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, “Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener Mas, aku nggak suka kalo ditanya soal suamiku itu”. Pertandingan antar jenis kelamin itu, mulai menghebat tatkala Mirna ‘jebol’ untuk yang pertama kali. “Cindy.. Cindy.. ohh..” “Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi. “Ini.., nih, Mama tadi dibawain fried chicken sama tante Maurin” ia beralasan lagi.

Suara tante Rina mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Rinapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang. “Aduuhh.., Didi nakal kamu ah..” ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Sofi dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya. “Saya Jack, Tante”, ujarku. Pada beberapa kesempatan aku kadang-kadang berkunjung ke tempat nenekku yg tinggal di suatu kabupaten sekitar jam dari kota tempat aku tinggal sekarang utk sekedar silaturahmi dengan famili di sana. Pada salah satu kunjungan saya ke sana, saya sempat bertemu dengan salah seorang yg dalam hubungan kekerabatan bisa disebut nenekku juga di rumah salah satu famili, sebetulnya bukan nenek langsung. Persisnya ia adalah adik bungsu dari istri adik kakekku susah ya ngurutnya. Usianya lebih tua sekitar - tahunan dariku. Profil mukanya seperti Yati Octavia tentu Yati Octavia betulan lebih cantik, dengan kulit cenderung agak gelap, dan badannya sekarang sedikit agak gemuk. Walaupun terhitung nenekku, ia biasanya saya panggil bibi saja krn usianya ia risih dipanggil nenek. Pertemuan tsb sebetulnya biasa saja, tapi sebetulnya ada beberapa hal yg sedikit spesial terkait pertemuan tersebut. Pertama, saya baru tau kalau suaminya baru meninggal sekitar tahunan yg lalu. Ia yg berstatus honorer di sebuah instansi pemerintah sedikit mengeluhkan kondisi kehidupannya untung ia hidup di kota kabupaten yg kecil dengan anak perempuannya yg berusia dan tahun. Saat itu aku bilang akan mencoba utk membantu memperbaiki status honorernya dgn mencoba menghubungi beberapa relasi/kolegaku. Hal spesial yg lain adalah sedikit pengalamanku di masa lalu dgn dia yg sebetulnya agak memalukan bila diingat saat itu saya berharap ia lupa. Wkt saya masih di bangku SMA, ia dan kadang bersama famili yg lain sering berkunjung ke rumahku krn ia pernah kuliah di kota kelahiranku namun kost di tempat lain. Ia kadang menginap di rumahku. Pada waktu ia nginap dengan beberapa famili yg lain, aku sering ngintip mereka mandi dan tidur. Sialnya sekali waktu, saat malam aku menyelinap ke kamarnya di rumahku kamar tidur jarang di kunci, dan menyingkap kelambunya dulu kelambu masih sering digunakan. Saya menikmati pemandangan di mana ia tidur telentang dan dasternya tersingkap sampai keliatan celana dalam dan sedikit perutnya. Saat itu saya mencoba mengusap tumpukan vaginanya yg terbungkus celana dalam dan pahanya. Setelah beberapa kali usapan ia tiba terbangun dan saya pun cepat menyingkir keluar kamar. Sepertinya ia sempat melihat saya, hanya saja ia tidak berteriak. Hari berikutnya saya selalu merasa risih bertemu dia, namun iapun bersikap seolah tdk terjadi apa. Sejak saat itu saya tdk pernah coba lagi ngintip ia mandi dan tidur. Hal itu akhirnya seperti terlupakan setelah saya kuliah ke Jawa, ia menikah dan sayapun akhirnya menikah juga. Inilah pertemuan saya yg pertama sejak saya kuliah meninggalkan kota kelahiran saya. “Akh.. Tante ini ada-ada saja.. Oh ya, Tante jadi nggak pinjam CD-nya..?” kataku. Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati. “Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.

Puting susu abg smu perawan masih berwarna merah muda

malu-malu kucing Dan betul, Tante Shinta kebagian mendapat kartu “dare”. Artinya wanita itu harus melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya. Dan karena satu-satunya pakaian luar yang dikenakan adalah gaun terusan, aku pikir wanita itu akan melepas gaunnya atau perhiasan yang melingkari bagian-bagian tubuhnya. Namun dalam keadaan mabuk rasanya mustahil kalau Tante Shinta hanya berani melepas perhiasannya. “OK Tante tunggu ya.. Bye..” Running through my head “Kalian kok berantem melulu sih, lucu ah!” kata Diana lalu dia mendekati kami dan ikut menjilati batang kejantananku. Aku jadi merem melek keenakan menikmati permainan mulut mereka sambil mengelus-elus rambut indah Diana. Aku lalu menyandarkan badanku di ujung ranjang agar lebih nyaman, kedua gadis cantik ini kini berada di depanku sedang mempermainkan kemaluanku. Jilatan demi jilatan, emutan demi emutan membuatku menyemburkan kembali maniku namun kali ini sudah tidak banyak lagi yang keluar akibat terkuras pada ronde-ronde sebelumnya. Dengan rakusnya mereka berebutan melahap cairan putih itu sampai habis bersih, pada bibir-bibir mungil itu masih terlihat percikan spermaku. “Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh”. “Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya..”, kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kontol Andre persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol Andre yang sudah mulai masuk. “Tante nggak kuat lagi Ndra..” Kata tante Wike sambil berhenti menggerakkan badannya. “Boleh mama cium kamu Roy? Sebagai tanda sayang?” tanya mertuaku. “Ya, iyalah masa di luar sih, dasar cewek sableng,” kataku sambil membantunya berdiri.

Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis. “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..”, kami saling berciuman mesra, “crup.., crup”, lidah kami bermain di mulutnya. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.

Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat. Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya. enggak pakai dua kali lagi gue masukin jari tengah gue kedalam nonoknya yang sudah semakin basah. BLESS.. “Boleh.., ngomong aja” “Dengan senang hati boss,” jawabku sambil mulai menjilati kembali tubuh bugilnya yang mulus dan menelentang pasrah itu tanpa ada yang terlewatkan. ngerasa siep banget dong. Tapi kewaspadaan tetap dipertahankan jangan lengah man.

“Kenapa bibir Tante?” kupancing sambil berbisik mesra dan ternyata dia membalas dengan memeluk tubuhku erat-erat. “Iiya Tante.. bentar lagi juga Ade keluar nih..” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu. Besok jam kurang seperempat gue udah stand by diparkiran kolam renang Ancol, gue telepon dia dengan no yang dikasih kemarin secara rahasia. kehitaman. Aku hanya bisa berkata lirih , “Oh, Mama, tetek Mama benar-benar hot!!”. “Wah, kesepian dong..?” tanya Mirna menggoda saya.

“Kemarin katanya sudah punya?” “Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna. “Bik, Anton mau keluar nih..” September , Tanpa melepaskan kocokkannya pada kemaluan Ivan, Tante Melly mendekatkan wajahnya ke kepala kemaluan itu. Tante Melly menciumi lalu menjilati kepala kemaluan pemuda itu. Lidahnya menusuk-nusuk lubang kencing Ivan, membuat kepala kemaluan Ivan memerah. Mendapat sentuhan-sentuhan erotis dari lidah Tante Melly, saraf-saraf sensitif dikemaluan Ivan mulai menegang. Urat-urat kasar yang mengelilingi kemaluan Ivan mulai membesar. Tante Melly terus memainkan lidahnya dikepala kemaluan itu. ***** “Silahkan” Tapi yang menjawab si kecil Grisa, “Boleh.., Om boleh ikut..” Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum tidak semua tertutupi sih.., Imel berkata, “Rev kamu ngapain, kok belum tidur?”

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Aku saja.” kata Hanna sambil bangkit dari spring bed. Aku tahu dari awal bahwa memang dia ingin menatap tubuh aku yang sintal bukan untuk menanyakan hal itu. Akhirnya aku mempersilahkan duduk di sofa tempat dimana aku duduk di sebelahnya karena aku tidak terbiasa berbicara dengan berteriak. “Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulang-ulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kontolku,” jawabku. Nama Mami mereka Imel, umurnya sudah tahun, tapi bodinya.., tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah.., kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya. “Borry kamu kenapa..?” “Maaf dengan siapa saya bicara?” Kulakukan terus dan kupercepat genjotanku. Sepertinya tanteku sudah hampir klimaks.. “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

“Anu, saya sedang makan siang. Kamu sama siapa Mir..? Andre ndak ikut..?” Nampaknya Ivan tak mampu menahan rasa geli yang melandanya. Dia merengkuh dan menjambak rambut Tante Melly dengan kedua tangannya. Ivan mengangkat-angkat pantatnya, menyambuti kuluman Tante Melly. Tante Melly semakin ganas serta liar, meningkatkan serangan birahinya mendengar desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Ivan. Tante Melly mengulum seluruh batang kemaluan Ivan sampai mentok diujung tenggorokannya. Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini. “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku. “Hu…maunya tuh, ya Candra kamu khan yang punya ide, kamu dulu dong…mana jembutnya aduh udah pada keluar tu” “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”. “Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi “Di..?”, dengusannya turun naik. Rina, yang gue pelorotin pakai tangan kanan, toketnya gede agak panjang seperti pepaya, kulitnya sawo matang, maklum Jawa

Setiap kali tante Wike terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang senggamanya, kulakukan beberapa kali. “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan. “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar. Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. “Cret.., cret.., cret”, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante Betty. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa. Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami. Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa saja sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai cm, aku tdk pernah mengukur sendiri. Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya. Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi. Sambil kuremas payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum. Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku. Sampai tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan seharinya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya. Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Andre mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.

Mereka lalu menyuruhku telentang di ranjang, aku tidak tahu mereka mau apa lagi tapi kuturuti saja. Diana lalu naik ke atas kemaluanku dan memasukkan batang itu hingga terbenam dalam kemaluannya, kemudian dia mulai bergoyang-goyang naik turun seperti naik kuda. Sinta naik ke atas wajahku berhadapan dengan Diana dan menyuruhku agar menjilati kemaluannya. Sambil kuelus-elus pantat yang mulus itu, lidahku menjelajahi liang kemaluannya, gerakan lidahku bervariasi dari berputar-putar membuat lingkaran, mempermainkan klitorisnya, menggigit lembut klistorisnya, menusukkan jari tengahku sampai mendorong-dorongkan lidahku ke liang itu. “Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan..,” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!” Marni hanya diam berbaring di rumput dan tangannya meremas susunya sendiri. Putaran berikut hanya keluar kartu “truth”. Tante Rissa yang mendapat kartu tersebut malah bercerita saat berselingkuh dengan aku. Lucu sekali, keempat sahabatnya mendengar cerita Tante Rissa sambil sesekali senyum-senyum dan melirik ke arahku. Berikutnya aku mendapat kartu “dare”, dan Tante Shinta mendapat kartu “truth”. Tante Shinta pun bercerita tentang pengalaman selingkuhnya dengan kakak iparnya yang masih keturunan Pakistan asli. Selesai tante Shinta bercerita, aku pun tanpa beban melepas kemeja yang melekat di tubuhku diiringi sorakan kelima wanita itu. Selanjutnya Tante Yola mendapat kartu “dare”. Wanita itu melepas celana suteranya hingga terlihat kakinya yang hitam legam, namun mulus. “Sini aku ajarin deh,” kataku. Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Rina segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante Rina terutama bagian kelentitnya. Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda.

Anjir…..rupanya lidahnya Ita yang menari disekitar lubang pantat yang kadang - kadang dia coba julurin masuk. “Terserah kamu John, ayo cepat..” “Tidak apa-apa, Roy,” jawab mertuaku. “Ah Pak Luki bisa aja”kata doi sambil nyelonong kekamar mandi gue. “Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira. “Susu itu tadi Tante”

Hoohh.., tante.., mauu.., keluar.., sekarang.., ooh hh..,

Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film. Mungkin karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film kami tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan. Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi. Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur. “Ah, Mama. Anton kan malu.” Alunan lagu tersebut terdengar dari sebuah VCD player pada sebuah kamar berukuran × m. VCD player tersebut terletak pada sebuah meja belajar. Di samping kiri meja belajar tersebut terdapat sebuah lorong selebar meter yang menuju ke kamar mandi. Sedangkan di samping kanan berjarak satu meter adalah pintu keluar dari kamar itu. Disamping kanan pintu keluar terdapat sebuah hiasan dinding yang bertuliskan sebuah nama. Kiky Febrianti. “Sarapan dulu ah.” kata Hanna sambil menghindar dari kedua tangan Winny yang telah berhasil melepas semua kancing baju yang dipakainya. “Baik, tante”. “Cepett Ditthh semprott pejunyaa sshh!! tanthhee udahh gaa tahhaann!!” teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku. “aahh tante.., uuhh.., nikmat sekali, oohh.., tante sekarang Tante Sofi, oohh.., saya nggak tahan tantee.., enaak.., oohh”. Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.. Dan tentu saja langsung kupenuhi permintaannya.. Pikiranku mulai berpikiran lagi untuk bersetubuh dengan tanteku. Aku duduk diranjang di bagian atas kepala tanteku dan mengurut kepalanya. Aku bisa melihat dada tanteku yang menyembul karena saat itu dia memakai piyama warna putih yang tipis.. “Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Silvi. Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya. Setelah habis sperma yang keluar, akupun kembali menjilati payudara yang mengencang dan ranum itu kembali. Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa saja sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai cm, aku tdk pernah mengukur sendiri. Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya. Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi. Sambil kuremas payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum. Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku. Sampai tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan seharinya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya. Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Sekitar menit kemudian, saya sudah benar-benar mau keluar, dan sepertinya Mirna juga. “Uh.., Tante Sofi..”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.

Kelima wanita itu berebutan memilih alat yang mereka suka. Tante Rissa mengambil sebuah vibrator dengan warna pink transparan. Panjangnya kira-kira centimeter. Lentur sekali sehingga bisa melenting ke segala arah. Kemudian dengan gaya yang erotis dan dibuat-buat, Tante Rissa mengambil sebotol cairan pelicin dan meneteskannya ke ujung vibrator itu. Terlihat cairan itu menjalar ke beberapa bagian vibrator. Pagi itu ternyata jadwal pelajaran Biologi yang membahas tentang alat reproduksi pria dan wanita, Aku agak grogi juga neranginnya, apalagi Elrika selalu tersenyum nakal seolah menggodaku, wajahnya yang lebih manis dari Jenny memerah saat aku terangkan bahwa Penis adalah bagian vital tubuh pria yang berperan dalam memperoleh bayi, pada wanita disebut vagina. Tau bahwa aku grogi Elrika malah menggodaku. “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”. Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih tahun pada waktu itu aku masih kelas SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun. Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati lubang kemaluan dan lubang anusnya secara bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya secara perlahan sampai-sampai aku dapat melihat lubang kemaluannya mengembang.

“Ada apa, Di?”, Tante Sofi memandangku dengan alis berkerut. Aku tuliskan cerita ini berdasarkan kenyataan yang pernah aku alami sebelumnya. Aku adalah seorang wanita keturunan chinese yang tergolong cantik dan sexy, itulah penuturan setiap laki-laki yang pernah menikmati tubuhku. Saat ini usiaku sudah tahun dan mendapatkan seorang anak yang berusia tahun dari seorang suami keturunan chinese yang berusia tahun. “Ya.., tante”. “Lho, kok Bik Suti bisa tahu?” “Yaahh.., tusuk yang keras.., hmm.., tante nggak pernah gini sebelumnya.., oohh enaakk pintarnya kamu sayaang.., oohh enaak.., terus.., terus yah tarik dorong keeraass.., aahh.., kamu yang pertama giniin tante, Di.., oohh.., sshh..”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, “Hoohh.., tante.., mauu.., keluar.., sekarang.., ooh hh.., sekarang Di, aahh..”. Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan. Beberapa saat kemudian tubuhnya kurasakan seperti menggigil dan dia mempererat pelukannya, demikian juga aku makin erat memeluknya sampai kurasakan hangat pada batang kejantananku disusul keluarnya cairan bening dari liang senggama Sinta, cairan itu mengalir deras dari sumbernya terus turun ke pahanya dan sampai ke ujung kakinya. Perlahan-lahan gerakanku melemah dan akhirnya berhenti, kuturunkan kakinya dan kulepaskan batangku yang masih menancap di kemaluannya. Tubuh Sinta yang sudah basah kuyup oleh keringat melemas kembali dan merosot sampai terduduk di lantai, keringat di punggungnya membasahi tembok di belakangnya. Kuambil tisu lalu kubersihkan cairan kenikmatan yang mengalir membasahi tungkainya. Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk pintu depan rumahku. “Rika boleh pegang, Kak?”

Ditinggal mati oleh isteri di usia tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati. “Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku. Aku kembali duduk dikursi di samping tante Rina. “Sepuluh, seratus, seribu, sama saja. Aku sudah memasuki pintu klimaks..” Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya. Nopember , “Den Andre?!” pekiknya sambil menahan suaranya. Croott ccrroott ccrroott..

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik. “Emmh oh aarghh” Tante Wike mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya. “Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata begitu dengen senyum manisnya. “Atau tante mau disuapin sama John, tante kan lagi sakit” Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati. “Tante, aku masuk ya?” Gue mau nyeritain pengalaman gue yang aneh tapi lucu, deh. ‘Kali aje elu elu semua pade ketawa.

“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya. “Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa. “Hayyoo lagi ngapain kamu De?” Alunan lagu tersebut terhenti. Keluarlah sebuah tubuh telanjang dari dalam kamar mandi. Tubuh berkulit sawo matang tersebut penuh dengan busa sabun. Dialah Kiky. Dia menekan sebuah tombol pada VCD player tersebut. Kembali terdengar alunan lagu All The Things She Said yang dinyanyikan oleh Tatu. Jarum jam dinding di atas meja belajar menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu. “Aahh.. sakit.. apa yang kamu lakukan Ani?” “Ya sudah nggak apa-apa.”

Revi menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin.., biar bisa”. “Emmh oh aarghh” Tante Wike mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya. “Iya boss.. aku mau.. please,” pintaku menyambung. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan ketika saya lihat dari arah depan, dan ternyata tante yang bercelana kentat itu sudah berada di depan saya. Oh begitu cantik dan harum sekali, body-nya yang ‘uhui’ itu membuat saya menjadi termenung lagi. Pikiran-pikiran kotor mulai merasuk ke dalam otakku. Aku berfikir bagaimana caranya untuk dapat menikmati tubuh kakakku saat itu juga. Habis sudah hampir seminggu aku tidak pernah main lagi sama Mama. Tanpa sepengetahuan kakakku, kupelorot CD-ku sendiri. Penisku yang sudah tegang dari tadi tampak melayang-layang terkena ombak. Kudekati kakakku dari belakang, dengan tiba-tiba kuraba-raba dan kuremas payudaranya. “Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya. Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari. Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi. “Wahh barang kamu gede juga ya De..” katanya.

“Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama. “Cepatan, John.” habis telepon aku langsung menuju kamar tante. “Ya udah, gua balik ya Jen?” pamitku “Sekalian aja deh, biar rame,” jawabnya. Tak lama kemudian taksi datang. Dan aku pun meningkalkan rumah kenikmatan itu setelah mengecup bibir Tante Rissa sekali lagi. Hhh.. akhirnya aku pun tertidur di taksi. “Ahh, terus Ren”, Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn basah. “Didit mau minum apa?” kulihat dia tampak bingung dengan pandangan tertuju ke kakiku.

“Aggh..!” desah Bonsa dan Parni saat kejantanan Bonsa masuk ke liang Parni. Mereka bertiga langsung disidang dan dikeluarkan dari sekolah yang membuat Dian pindah di sekolah yang sama dengan Kiky dan Asti. Sedangkan pasangan lesbi kakak kelas sekolahnya itu pindah ke kota lain. “Boleh aja, Ma.” jawabku penuh semangat. Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu. Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku sampai tak menyangka Tante Sofi sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Tante Sofi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Di, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” “Borry.. nanti kalau aku telpon kamu langsung kesini aja yach..”

Lidahnya menjilati kepala penisku Kakinya menjepit kepalaku

Mas Vito mau minum apa?” tanya Imel sembari bangkit dari sofa, “Kopi mau?” “Auugghh Deenn..uueennaakk!” jerit Bi Eha seperti kesetanan. Masih di tengah keremangan gudang, tanpa banyak kata-kata, Mama meraih tanganku dan menggosok-gosokan ke memeknya. Terasa gatal tanganku sewaktu telapak tanganku bergesekan dengan permukaan memeknya yang dipenuhi bulu-bulu pendek. Seumur hidupku baru kali inilah akud dapat melihat memek Mama dari dekat. Belum ada lima menit, aku keluar lagi, kali ini air maniku menyemprot tepat di “Mas…..entotin aku dong, sebentar aja deh pasti keluar”Rina mengangkat kepala gue sambil berharap benar. “Uuhh tante nikmat tante.., mm tante cantik sekali oohh..”. “Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini. “Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya. Setelah aku start motorku, aku langsung pulang. Sesampainya di rumah aku langsung mandi karena badan rasanya lengket semua. Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.

“Jangan keluarkan di dalam, sayang…” pinta tante Rina. Revi terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om?” “Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya. Tanpa membuang-buang waktu, Tante Melly langsung mendorong pantatnya naik turun, memompa kemaluan Ivan. Ivan mengimbangi gerakkan pantat Tante Melly dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Semakin lama semakin cepat Tante Melly memompa kemaluan Ivan. Sampai akhirnya, dia merasakan puncak kenikmatannya akan segera datang. Gerakkan Tante Melly semakin liar, matanya nanar dan wajahnya berubah ganas. Suatu saat Jeany akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam. Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur th menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa, Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut. Kupikir dia sama saja denganku, pengalaman pertama dengan orang lain. Aku semakin bernafsu. Berarti di hadapanku bukan perempuan nakal apalagi profesional. Kini jari tengahku mulai mengelus perlahan, turun-naik di bibir vaginanya. Perlahan dan mengambang. Kurasakan di sana sudah mulai basah meski belum becek sekali. Ketika jari tengahku mulai masuk, Mamah mengaduh, “Mas.. Mas.. geli.. enak.. terus..!” Kuraih tangan Mamah ke arah selangkanganku ini kulakukan karena dia agak pasif. Mungkin terbiasa dengan suami hanya melakukan apa yang diperintahkan saja. “Mas.. keras amat.. Gede amat?” katanya dengan nada manja setelah meraba burungku. “Mas.. Mamah udah nggak tahan nikh, masukin ya..?” pintanya setengah memaksa, karena kini batangku sudah dalam genggamannya dan dia menariknya ke arah vagina. Aku bangkit berdiri dengan dengkul di kasur, sementara Mamah sudah dalam posisi siap tembak, terlentang dan mengangkang. Kupandangi susunya keras tegak menantang. “mm.. Ya, silakan, deh, Jeng. Tapi saya tutup mata saja, ah.”

Anjir….kesampean juga gue jilatin dan rasain nonoknya Candra yang jembutnya gilaaaaaa !!!!! “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku. Pada suatu hari, saya mendapat jadwal tugas jaga bersama Ibu Winantu. Sebenarnya saya sangat takut, karena selain saya masih baru, saya juga “ngeri” padanya. Ada yang membuat saya terkejut, ketika semua perawat teman-teman saya selesai bertugas jam ., tinggal kami berdua sebagai perawat jaga hari itu. “Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku. “Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?” Beberapa kemudian aku mulai menghisap dan menjilat vaginanya dan clitorisnya sampai dia benar-benar mau klimaks dan setelah dia bilang dia mau klimaks, kumasukan penisku ke dalam vaginanya lagi dan bless. Setelah beberapa lama, aku sepertinya mau keluar dan karena aku nggak bisa tahan kenikmatan ini makanya aku langsung saja, Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran C dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin Silvi baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

“uuhh tante.., sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya. Kadang aku memutarkan kaset video BF utk memperlihatkan beberapa variasi padanya. Aku bahkan sempat melakukan penetrasi di anusnya. Sebetulnya kesediaannya utk disodomi itu dilakukan dgn terpaksa krn pd saat kami melakukan foreplay ternyata ia menstruasi. Melihat aku sudah di puncak birahi ia mencoba melakukannya dengan tangan dan mulut tapi tdk berhasil krn ia mmg tdk terlalu lihay. Akhirnya dengan dibantu hand body cream maka anusnya lah yg jadi sasaranku. Sebetulnya aku kasian juga melihat ia menitikan airmata waktu aku mulai menusukan rudalku ke anusnya. Tapi karena aku sudah berada di ujung kenikmatan maka aku tetap melakukannya. “Hayo, celananya kenapa tu”dia berbisik waktu gue masuk kekamar mandi. Sementara Ivan semakin mempercepat goyangan pantatnya, batang kemaluannya semakin cepat menghujam-hujam lubang anus Tante Melly. Demikian juga jari-jari tangannya semakin cepat mencucuk-cucuk lubang vagina janda sexy itu. Dan desahan-desahan serta rintihan, tak henti-hentinya keluar dari mulut Tante Melly, saat menerima kenikmatan yang kini sedang menuju puncaknya. Dan ketika Ivan sudah tak mampu lagi menahan spermanya yang akan segera muncrat, maka desahan dan rintihan yang disertai jeritan keluar dari mulutnya. “Saya cek dulu Tante” supaya enggak kedengaran sama yang lain”Mas Luki, pejunya jangan diabisin semua ya, kamu mau enggak ngerasain bokongnya Ita”…Busyet bener khan doi doyan dibool, buktinya begitu gue pindahin jari kelobang pantatnya udah rada longgar, Namun sekarang kami sudah saling berjauhan sehingga untuk memuaskan nafsu birahiku aku sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun dengan teman-teman wanita di tempat kuliah yang akrab denganku. Tapi tak satu pun dari mereka yang menjadi pacarku. Nah, bagi teman-teman yang ingin berkenalan silakan kontak emailku. Pasti aku balas. Akhirnya pergumulan mereka berlima satu sama lain selesai. Mereka berlima heran dengan birahi dan gairah mereka berlima yang begitu tinggi yang membuat mereka bisa saling memuaskan satu sama lain selama hampir lima jam.

“Bik Suti mau ga maen sama Anton?” tanyaku mencoba untuk merangsangnya. “Oke!! Asal kalau kamu mau ngentot lagi ajak tante yah?” balasnya. Tubuhku pun ikut bangkit untuk memeluk tubuh montok Tante Emma. Bibirku melumat kedua puting payudaranya untuk menambah birahinya.

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

“Udah stopp!!” Ditinggal mati oleh isteri di usia tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lina pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lina dan semenjak kepindahannya, tante Lina tidak pernah menghubungiku lagi. “Ya. Tapi salah satu beli sarapan dong.” kata Kiky. “Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah. Kupercepat gerakan kontolku.. Tarikk dorongg.. Tarik.. Dorong.. “Hayo, ngapain..?” tanya tante Rina lagi sambil tersenyum. “Silahkan Tante, enak banget lo..penisnya, akukan tadi sudah dientotnya?” kata Angel.

“Sama Mas.. Aku nikmat sekalii..” jawabnya setelah itu. “Terus Ren”, desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tnagnku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya oun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Silvi pun menalami orgasme yang kedua. Aku rasakan kedua tangannya semakin memeluk erat tubuhku. Dan aku terbawa arus birahi mencengkeramkan cakarku kedaging punggungnya. Dan sampailah.. Kedutan besar aku rasakan dalam lubang vaginaku. Semburan panas sperma tauke muda ini tumpah ruah membanjir di lubang memekku. Aku pasrah menyerah dalam nikmat entotan cina muda ini. Pantatku mengejat-ejat mendorong vaginaku meremasi batangan kontol si tauke. Bibirku cepat menyedot ludah dari bibirnya. “Plakk!!” “Ni tante lagi horny kayaknya…” pikir aku. Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku. Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.

“Belum, tante sudah?”. “Ooohh.. Apa itu..” pura pura dia tidak tahu Putripun tertawa melihatnya. Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan. Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar. Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya.

“Iiyaa tante” kataku. “Ahh.. ahh.. agghh..” teriak Sylvi bersamaan dengan tubuhnya yang melengkung ke atas menandakan kenikmatan tiada tara. “Kak, Rika belum pernah liat penis, Rika boleh lihat tidak?” Gue mau nyeritain pengalaman gue yang aneh tapi lucu, deh. ‘Kali aje elu elu semua pade ketawa. Aku melihat ke sekeliling. Tiba-tiba aku stress memikirkan bagaimana di kantor nanti pagi. Pasti ngantuk sekali. Aku langsung menelpon Blue Bird untuk minta dikirim taksi. Setelah itu aku memberanikan diri membangunkan Tante Rissa untuk pamit. Sulit sekali membangunkan wanita mabuk yang sudah tertidur. Akhirnya setengah sadar Tante Rissa bangun. Aku berjalan ke dapur dengan melenggak-lenggokkan bongkahan pantatku yang aduhai ini.

“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?” Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas. Mama saya, seperti kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman. Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas. Setiap sore mama selalu berada di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore kubahiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri - curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari belahan dasternya, pahanya yang sekali-sekali tersingkap jika Mama menungging, atau memeknya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu Mama berjongkok. Setelah berhenti tertawa, aku bertanya, “Bu Soni mau tau rasanya kalau gituannya dijilati?” Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya. Saat Kak Wina orgasme dan terjatuh di atas tubuhku. Nopember , “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

ssllrrpp.. bunyi suara lidahku ketika menjilat vagina tanteku

Oke Jo, buktikan kata-katamu, sekarang aku mau kamu buka seluruh pakaianmu sambil berdiri..!” perintahnya langsung yang membuatku kaget setengah mati. “Tante kan lagi sakit, kenapa nggak istirahat saja? Biar cepat sembuh”. “Ya, biar tidak kaget ketika dengan suaminya nanti. Kita ‘kan juga sama-sama wanita.” “Tadi waktu ibu belanja di toko saya, ini ibu taruh di dekat kasir, terus ibu tinggal. Saya nyusul ibu sudah hilang. Eehh.. Tau-tau ketemu di sini. Kebetulan saya juga mau makan siang”, dia memberikan keterangan padaku dengan sangat ramah. “Aahh,” aku berteriak sambil menggeliat. “Taanntee.. Saayyaa.. Mauu.. Keelluuaarr.. Ahh..” Dengan sekali sentak akhirnya rok & blusku lepas dari tubuhku. Kini dia yang masih lengkap berpakaian melihati aku yang telanjang bulat. Seperti beruang kutub yang menyaksikan korbannya, anjing laut yang manis yang tak berkutik menunggu dilahap pemangsanya. Aku melenguh dan mengeluh karena nikmat yang melandaku. Aku menanti jamahan kejam erotisnya.

Pikiranku kembali ke adegan yang kulihat dari lubang kunci sehingga kujawab, “Tapi saya baru mau mandi” Dengan harapan tante Dewi terangsang melihat keadaan tubuhku terlilit handuk kemudian mencumbuku. Ternyata tidak. Bongkahan pantat yang padat sintal dan selangkangan Poppy yang sedang mengangkang lebar perlahan turun mendekati dan menyentuh kepala kemaluan Ivan. Pemuda itu mengira Poppy akan segera menurunkan pantatnya untuk memasukkan kemaluan Ivan ke lubang vaginanya. Walaupun sudah dua kali aku keluar, batang kontolku masih keras, bahkan semakin keras saja, agak sakit jadinya. Mama semakin membuatku terangsang dengan belaian-belaian tanganku pada memek dan kedua buah payudaranya. “Nah, baru tau dia…makanya jangan main - main sama Ce Solo”Rina nyubit perut gue sambil senyum lebar ngeledek. “Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?” Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Silvi di tempat tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Silvi rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Silvi tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun. Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas buah dadanya. “Aaarrhh.. sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahh.. arhh.” Di atas ranjang Citra membuat posisi silang, posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat roman tambahan, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang vagina yang sudah siap tempur itu. “Satu, dua, tigaa..”, aku menghitung. Kurang lebih tiga puluh menit kemudian penisku kembali berdenyut ingin memuntahkan sperma. Dan sudah sejak lima menit yang lalu di belakang Tante Lisbeth ada Tante Yola yang bersiap untuk giliran berikutnya. Aku sengaja tidak bilang supaya Tante Lisbeth tidak buru-buru pergi, karena dari kelima wanita itu Tante Lisbethlah yang paling aku suka. Tanpa kuduga Tante Lisbeth sudah bisa menebak gejalaku. Baru semprotan sperma yang pertama wanita Chinese itu langsung mencabut tubuhnya dan berguling ke samping. Dengan penuh nafsu Tante Yola langsung menggantikan Tante Lisbeth.

Kulihat Mira hanya merintih dan mendesah diantara sakit dan nikmat. Akhirnya aku merasakan juga puncak kenikmatan itu kami sama-sama klimaks, “akkhh”, terak kami berdua. Akhirnya kami keluar bersamaan. Setelah itu, kami berempat mandi bersama sambil tersenyum puas. Imel sambil terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan? Mami bagi dong?!” “Ahh Ren, aku keluar Ren”, aku pun merasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Silvi yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri. Kini Tante Melly mulai mengimbangi goyangan setiap kemaluan Ivan menghujam lubang anusnya, dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, melawan gerakkan pantat Ivan. Tante Melly mendongakkan kepalanya ke atas, memandangi langit-langit kamar sambil meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya. Memang benar apa yang dikatakan Ivan, ternyata disodomi sangat nikmat. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan Kak Dewi hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya dirumah, walaupun mama mengetahuinya. Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk ke kamarku. Di kamar aku masih memikirkan kejadian tadi. “Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama”, pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitness. Walaupun usianya udah tahun tapi masih oke bukan membanggakan. Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan, aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri. Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.

“Uh.., apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi. Khayalku mulai kurang ajar, memasukkan bayangan Tante Sofi ke dalam adegan film tadi. Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..? “Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.” “Oh itu. Boleh aja. Tapi pijatnya tetap konsentrasi ya..?” Nikmatnya Tubuh Keluargaku “Roy, semalam kamu ngapain di kamar tante Rina sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku. Eh !! Lu temen-temen, berani nggak jilatin memek nyokap lu pade

Saat bertemu teman lamaku aku agak banyak minum bir dan waktu tidurku agak kurang. Sore menjelang Maghirib akupun pulang ke kota di mana aku tinggal, terlintas sebuah rencana utk menggauli nenek mudaku yg saya perkirakan akan lebih duluan sampai di rumahku ia kukasihkan kunci duplikat rumah utk antisipasi seandainya aku tdk ada dirumah bila ia datang. Bonsa terus memompa dan sekarang mulai bertambah cepat, karena melihat Marni yang kepalanya mendangak ke atas dan berteriak semakin keras mengucapkan kata-kata kotor. “Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju..” kata Jay lagi. “Sakit Bi?” tanyanya. “Baik tante..”. “Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam.” jawab Angela sambil tersenyum manis. “Mmhh.. ayo Yo, kita pengen coba permainan kamu.. hhmmhh..” Tante Rissa melumat bibirku dengan bibir tipisnya yang tersapu lipstik warne merah muda. Ahh.. lembut sekali bibirnya. Aku mencoba mengimbanginya, lidahku menjelajahi mulut Tante Rissa. Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Suasana rumah Tante Betty petang itu masih lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum bersuami. Ia sangat senang apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari kakak pertama dan keduanya itu. “Oke buka!” seru Tante Yola lagi. Menjelang tahun baru aku dapat pesanan banyak barang. Dari pakaian sampai ke alat dapur. Aku ingin ‘One Stop Shopping’, sekali jalan segalanya kudapat. Dan itu hanya bisa kalau aku belanja ke Mangga Dua. Nama saya Dodi. Sekarang saya masih kuliah di Universitas dan Fakultas paling favorit di Yogyakarta. Saya ingin menceritakan pengalaman saya pertama kali berkenalan dengan permainan seks yang mungkin membuat saya sekarang haus akan seks. Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami. “aawww.., gelii”, kugigit pantatnya. Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok. “Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari LA? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama bangsat itu lagi deh!”, intonasi suaranya meninggi.

“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.” “Sini John. Dekat kesini.” Dini benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan bokongnya benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Dini meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak tadi. “Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya. Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami. “Wuiih main sama Sinta ribut banget, sori ya ngebangunin Cici nih,” kataku pada Diana. Sambil menikmati vCD porno koleksinya kami duduk berdampingan, tak ayal lagi penisku berontak dan ngaceng bukan main. Cindy merapatkan tubuhnya ke tubuhku, aku tahu maksud dibalik itu akupun langsung merapatkan tubuhku dan merangkul Cindy, dia hanya diam saja. Lalu tanpa dikomando tanganku langsung meraih handuk itu dan kutarik ikatannya sehingga handuk itu longgar dan terlihat sedikit, betapa indah buah dada Cindy yang ranum dan montok. Tangankupun mulai meraih payudara indah itu, payudara yang sejak tadi ingin kulumat sampai habis, Cindy hanya diam saja. Sambil mengerang dan merem melek dapat kurasakan kehangatan tubuhnya. Aku terus meremas payudara indah itu, Cindy mengerang,

Kejadian ini terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Waktu itu saya beserta dua orang teman kantor sedang makan siang di sebuah restoran di bilangan Kemang. Ketika saya hendak membayar makanan, saya mengantri di belakang seorang wanita cantik yang sedang menggendong anak kecil. Wah.. Dia bangga dengan macam-macam pertanyaanku ini. “Yah normal sajalah sekitar cm dengan diameter cm.” jawabku. “Udah dari tadi Ma.” jawabku. Tepat jam sore aku keluar Suite Room Grand Hyatt. Tauke muda ingin sendirian di kamarnya. Padaku dia serahkan amplop berisi uang,

Aku mulai memijat betisnya. Oh mulus sekali kulitnya. Sekitar menit memijat betisnya, tanganku naik ke pahanya. Mulanya dia diam saja. Lalu aku beranikan diri menaikkan pijatanku ke pangkal pahanya. Tante Rissa tertawa nakal diiringi cekikikan wanita yang lain. Tiba-tiba dengan sigap kelima wanita itu mengepungku dan dalam waktu singkat aku sudah terpasung di atas ranjang dengan kedua tangan dan kaki yang terikat. Oh.. gila, apalagi ini. Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.

toketnya kecil kenceng ukuran , perutnya rata, paling kalem keliatannya tapi tangannya aktif terus megangin bokongnya sendiri, jangan - jangan doi paling hobby dibol dari belakang. Akhirnya kami bermain dalam posisi . Vagina tante yang sudah basah langsung saja kujilat.. Sllrrpp.. ssllrrpp.. bunyi suara lidahku ketika menjilat vagina tanteku.. Tanteku juga tidak kalah gesitnya.. Kontolku yang sudah menegang itu dimasukin ke mulutnya.. Dan sejurus kemudian langsung dimainkan dengan lidahnya dan dihisap-hisap juga.. “Ya udah sekarang buka, gua mau lihat!” Majikan dan Pembantunya Lalu kami bertiga terkulai lemas dengan posisi saya di tengah, dan kedua cewek cantik itu di samping saya. Lalu saya tertidur hingga pagi. “Sylvi jadi bossku terus aja yah,” kataku sambil mengecup bibirnya lembut setelah kami beristirahat.